PT JAWARA POS GRUP

Mengingat Lupa, Menuju Hari Raya Idul Adha 2019

*KISAH NABIYALLAH IBRAHIM AS*

Nabi Ibrahim AS adalah bapaknya para nabi dan rasul, karena dari keturunannyalah lahir para nabi dan para rasul.

Dari istri pertamanya, Sarah, Nabi Ibrahim dikaruniai putra yang bernama Ishaq. Kelak dari Nabi Ishaq ini akan lahir keturunannya, Nabi Ya’kub AS atau Israil dan seterusnya hingga sampai kepada Nabi Isa AS.

Sementara dari istri keduanya yang bernama Hajar, lahir Nabi Ismail AS, yang kelak keturunannya menjadi penutup para nabi dan rasul, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Nabi Ibrahim AS memiliki akhlak yang mulia, jujur, dan pemberani, Hal ini dapat kita ketahui dari kisah beliau saat berdakwah kepada Raja Namrudz, seorang raja yang otoriter dan sangat ditakuti oleh rakyatnya.

Berbekal keyakinan kebenaran dan wahyu Ilahi, Nabi Ibrahim AS mendakwahi Raja Namrudz untuk beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan berhala-berhala sesembahannya.

Tidak sampai di situ keberanian Nabi Ibrahim AS saat mengajak raja Namrudz untuk beriman.

Dalam Kitab tafsir Al-Qur’an al Adzhim karya Ibnu Katsir, disebutkan bahwa Nabi Ibrahim AS membuktikan kesalahan mereka yang menyembah berhala tersebut dengan menghancurkannya.

_”Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.”_ (QS. Al-Anbiya: 58)

Setelah melihat tempat peribadatan mereka berantakan, dan berhala-berhala hancur, maka Raja Namrudz memerintahkan kepada para prajutirnya untuk menangkap pelaku perusakan tersebut, Akhirnya Nabi Ibrahim AS diajukan dalam persidangan.

_”Mereka bertanya : “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap Tuhan-Tuhan kami, hai Ibrahim?”_ (QS. Al-Anbiya: 62).

Nabi Ibrahim tidak mengiyakan atau menidakan atas pertanyaan tersebut, Beliau justru ingin membangun kesadaran mereka, bahwa berhala yang mereka sembah itu, tidak dapat berbuat apa-apa sehingga tidak layak untuk dipuja-puja.

_”Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.”_ (QS. Al-Anbiya: 62).

Walaupun mereka kalah dalam perdebatan, namun karena hati telah tertutup dari kebenaran, dan terbukti bahwa Nabi Ibrahim AS yang telah melakukan pengrusakan terhadap tempat ibadah mereka, akhirnya Nabi Ibrahim AS. harus menerima hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup.

_”Mereka berkata: “Bakarlah ia dan bantulah Tuhan-Tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.”_ (QS. Al-Anbiya: 68).

Dalam Kitab Tafsir al-Jalalain karya Jalaludin al-Mahalli dan Al-Suyuti, dijelaskan bahwa mereka kemudian mengumpulkan kayu-kayu yang banyak sekali, lalu membakarnya.

Selanjutnya mereka mengikat Nabi Ibrahim AS, dan meletakannya pada manjaniq atau alat pelontar yang besar. Kemudian nabi Ibrahim dilontarkan ke dalam kobaran api yang menggunung tersebut.

Raja Namrudz dan para pembesar istana lainnya, gembira ria, dan tertawa-tawa, setelah melihat Nabi Ibrahim AS dilontar dengan manjaniq dan mendarat di tengah kobaran api.

Mereka mengira Nabi Ibrahim AS akan mati hangus terbakar namun ternyata, api tidak membakarnya, Selain tali-tali yang mengikatnya, dan lenyap panas api yang tinggal cahayanya saja, akhirnya Nabi Ibrahim selamat dari kematian, karena api itu dingin.

Ada pun penyebab utama Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang menyala-nyala tersebut adalah karena kuasa Allah SWT yang dapat berbuat sekehendaknya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya,

_”Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.”_ (QS. Yaasiin: 82).

Sehingga sifat api yang Allah ciptakan dengan memiliki panas dan membakar, dengan mudahnya berubah menjadi sejuk dan menyelamatkan.

Seperti itu api yang dinyalakan Raja Namrudz, ketika Allah perintahkan untuk dingin mendadak berubah menjadi dingin.

Wallahu A’lam bisshowab, semoga bermanfaat, Aamiin…



Menyingkap Tabir Menguak Fakta