KEMBANGSARI, JP — Meski era Presiden Joko Widodo gencar bangun infrastruktur pedesaan, namun masih banyak jalan desa yang belum tersentuh aspal sama sekali. Seperti jalan didesa Kembangsari Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Lebih dari 8 kilo meter masih jalan bebatuan, serta jembatan bambu yang kerab ambrol diterjang banjir.
Muksit, tokoh masyarakat setempat mengatakan bahwa akses jalan yang baik dapat merubah nasib perekonomian masyarakat. Pertanian dan perkebunan akan berkembang jika infrastruktur menunjang. “Dengan medan ekstrim, maka petani dan pekebun kesulitan jual hasil panennya, ” ucap pria yang juga jabat sebagai perangkat desa ini.
Kenapa tidak diambilkan dana desa, itu diluar ketentuan. Akses jalan dimaksud kewenangan kabupaten. Namun lagi lagi skala prioritas mengesampingkan kebutuhan masyarakat Kembangsari. “Semoga pemprov jatim bisa peduli dan segera mengevaluasi keluhan masyarakat tersebut, ” imbuhnya.
Dari hasil investigasi dilapangan, doperoleh data kebutuhan penhaspalan jalan sepanjang 8000 meter ( 8 Kilo meter). Meski telah swadaya dirabat beton seadanya, infrastruktur ini masih jauh dari kelayakan. Bahkan, akses menuju objek wisata religi dan air terjun Wali Anom, sangat ekstrim.
Ada jembatan penghubung satu satunya yang dibangun swadaya dengan pilar bambu, hanya mampu bertahan kurang satu tahun. Kadang, usai dibangun, ambrol diterjang banjir. Akibatnya, ratusan KK terisolir.
Bukan hanya itu, dari sisi penerangan di Desa Kembangsari ini juga tergolong minum. Sepanjang jalan gelap, meskipun pasokan listrik PLN tersedia. Mengingat, PJU adalah kewenangan dari Dishub Kabupaten Situbondo.
Menurut Tokoh Pemuda Kembangsari, Cholil, sejatinya Desa Kembangsari satu satunya Desa yang memiliki wisata alam dan wisata religi. Diujung Desa, ada sejumlah petilasan yang konon tempat para wali. Sehingga, air terjun disekitarnya disebut wisata alam air terjun Wali Anom ( Wali Muda).
Sangat di sayang kan ketika pemkab dan pemprov bersikap bidek akan hal itu. Pasalnya, dengan sentuhan program pusat maupun provinsi yang cukup anggaran, akan berdampak positif baik bagi ekonomi maupun kehidupan masyarakat Desa Kembangsari.
Menurut beberapa pihak, dengan mengorbitkan objek wisata eksotis, maka pertumbuhan ekonomi akan naik. UMKM akan tumbuh subur, serta dampak besar dalam pengurangan pengangguran. Alokasi ADD dan DD akan lebih efektif bahkan bisa menjadi Desa Mandiri, masyarakatnya akan sejahtera. (Gus)