PROBOLINGGO JP– , 28 April 2025N asib miris menimpa 24 karyawan tetap PT Secco Nusantara, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi rokok. Mereka yang sudah bertahun-tahun mengabdi – bahkan ada yang menginjak 13 tahun masa kerja – kini harus menghadapi kenyataan pahit: status kepegawaian mereka terancam diturunkan menjadi pekerja borongan dengan sistem upah mingguan alias harian lepas.
Praktik ini diduga kuat sebagai upaya halus perusahaan untuk melakukan “pemutusan hubungan kerja” tanpa prosedur resmi, dan lebih parah lagi, menghindari kewajiban membayar pesangon sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Tidak tinggal diam, para karyawan pun melakukan perlawanan. Mereka melayangkan surat pengaduan resmi ke DPRD setempat, berharap ada perhatian dari wakil rakyat terhadap nasib mereka.
Namun ironisnya, harapan itu sedikit ternodai. Bukan perlindungan yang mereka terima, justru intimidasi datang dari pihak Dinas Tenaga Kerja (Disnaker). Bukannya menjadi penengah yang adil, Disnaker malah menakut-nakuti karyawan dengan mengatakan bahwa surat pengaduan itu bisa membuat mereka dituntut balik oleh perusahaan.
“Seharusnya Disnaker membela pekerja dan menegakkan aturan. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, mereka seperti jadi pembela perusahaan. Ini jelas merusak kepercayaan pekerja terhadap pemerintah,” ungkap salah satu karyawan yang minta identitasnya dirahasiakan.
Langkah PT Secco Nusantara ini, jika terbukti, jelas-jelas bertentangan dengan prinsip hukum ketenagakerjaan di Indonesia. Karyawan tetap memiliki hak yang kuat atas jaminan kerja dan pesangon jika terjadi PHK.
Publik kini menanti sikap tegas DPRD. Jangan sampai keadilan buruh kalah oleh tekanan modal. Sudah saatnya rakyat kecil dilindungi, bukan malah dijadikan korban permainan korporasi!
Bersambung. (Fik)
