Dinkes Probolinggo Latih Petugas Puskesmas, Gaungkan Senam Lansia sebagai Gerakan Sehat

PROBOLINGGO, JP – Langkah demi langkah, tubuh yang telah melewati banyak perjalanan hidup itu masih ingin bergerak dengan semangat. Di bawah sejuknya udara Bremi Eco Park, Krucil, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar Rapat Koordinasi Kesehatan Olahraga (Kesjaor) sekaligus Pelatihan Senam Lanjut Usia bagi petugas puskesmas se-Kabupaten Probolinggo, Kamis (18/9/2025).

Kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama, sekaligus penguatan peran tenaga kesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat melalui olahraga. Sejak pagi, peserta mengikuti rangkaian acara mulai doa, menyanyikan Indonesia Raya, hingga sambutan pejabat Dinkes, Sri Wahyu Utami.

Turut hadir Dr. Yesi, Direktur RSU Waluyo Jati Kraksaan, yang memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, kesehatan lansia adalah salah satu indikator penting dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Probolinggo.

“Senam lansia adalah bentuk intervensi sederhana, murah, tapi sangat efektif untuk menjaga kualitas hidup di usia senja,” ujarnya.

Materi pertama dibawakan oleh dr A. A Sagung Mas Cahyandari Sp.KFR, yang memaparkan pentingnya kesehatan olahraga untuk mencegah penyakit degeneratif. Layar presentasi menampilkan “Senam Pencegahan Osteoporosis”, membuat peserta semakin antusias.“Senam bukan sekadar gerakan, tapi investasi sehat untuk masa depan lansia,” jelasnya.

Sesi praktik dipandu oleh Dewi, instruktur senam perwakilan dari RS Graha Sehat Kraksaan. Gerakan sederhana namun penuh manfaat itu membuat ruang aula terasa hangat oleh tawa dan semangat.

“Kami ingin peserta tidak hanya tahu teori, tapi bisa mempraktikkan langsung gerakan yang aman dan menyenangkan bagi lansia,” ungkap Dewi dengan penuh semangat.

Yang menarik, meski acara bertajuk senam lansia, suasana justru semakin semarak karena banyak peserta muda yang ikut larut dalam irama. Hal itu memberi warna tersendiri, seakan menegaskan bahwa gaya hidup sehat tak mengenal batas usia.

Praktik senam kemudian dilanjutkan di Balai Multipurpose Bremi Eco Park. Bangunan terbuka beratap joglo dengan latar panorama pegunungan dan udara sejuk membuat peserta lebih rileks sekaligus bersemangat mengikuti gerakan demi gerakan senam.

Seorang peserta mengaku, pelatihan ini membuka wawasan baru.“Kalau rutin senam, badan terasa ringan, tidur lebih nyenyak, dan hidup lebih bersemangat,” ujarnya.

Setelah istirahat, pelatihan berlanjut dengan materi kedua, lalu ditutup dengan post-test serta sambutan penutup dari Sri Wahyu Utami. Ia menegaskan, pelatihan ini bukan hanya tentang teori, tapi bagaimana petugas puskesmas mampu menjadi penggerak senam lansia di desa masing-masing.“Kami ingin gerakan ini membudaya, agar lansia tetap sehat, mandiri, dan bahagia,” pesannya.

Acara ditutup dengan foto bersama, meninggalkan jejak optimisme. Dari Bremi, sebuah pesan sederhana digaungkan: gerak adalah obat, sehat adalah anugerah, dan senam lansia adalah jembatan menuju hari tua yang berkualitas. (Fik)



Menyingkap Tabir Menguak Fakta


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *