PT JAWARA POS GRUP

SELAMAT & SUKSES RI 1
Save Nusantara

Tangis Senja Seorang Ibu: Dibuang Anak, Tidur di Jalan dan Berakhir di Griya Lansia

PROBOLINGGO JP -, 25 Juli 2025 – Sebuah kisah memilukan mengguncang hati masyarakat Desa Jambangan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Seorang ibu lansia bernama Nortaji harus menjalani hari-harinya dalam kesendirian dan kesedihan setelah diduga diusir oleh anak kandungnya sendiri, Musrika.

Kisah ini mencuat ke publik sejak awal Juni 2025, setelah beredar sebuah video menyayat hati di ponsel milik Yayan, petugas TKSK Besuk. Dalam rekaman itu, terlihat jelas seorang perempuan tengah menghardik dan mengusir seorang ibu tua dari rumahnya.

Merespons hal tersebut, Yayan bersama Dwi Nurdiyanto dari lembaga sosial Pedsos turun langsung ke lokasi pada 2 dan 3 Juni untuk mengklarifikasi, namun Musrika tidak berada di rumah. Upaya mediasi dengan bantuan perangkat desa bernama Sipul juga belum berhasil karena penolakan dari pihak keluarga.

Menurut pengakuan seorang warga bernama Ana, yang kala itu didampingi Camat Besuk, H. Abdul Bari, SH., M.Si, pertengkaran antara Nortaji dan anaknya memang kerap terjadi. “Kalau bertengkar memang sering, tapi soal dibuang, saya kurang paham,” katanya pada Sabtu (26/7).

Penelusuran di lapangan mengungkap bahwa sebelumnya Nortaji tinggal bersama anak sulungnya, Emad, di Alas Tengah. Namun karena rindu pada anak perempuannya, Musrika, ia meminta untuk diantar kembali ke Desa Jambangan. Sayangnya, konflik kembali terjadi. Bahkan, Nortaji sempat mengalami kekerasan fisik dan diusir dari rumah.

Anak keduanya, Mulyono, sempat membawanya kembali, namun karena harus bekerja di luar daerah, sang ibu dititipkan ke rumah mertuanya di Bondowoso. Beberapa bulan kemudian, Nortaji memaksa pulang lagi ke rumah Musrika. Namun, sesampainya di sana, pintu rumah terkunci. Ia pun tidur di teras, lalu berpindah-pindah ke rumah tetangga, dan pada akhirnya tidur di pinggir jalan.

Menurut warga sekitar, kejadian memilukan ini berlangsung sejak 21 Juli dan mencapai puncaknya pada 25 Juli 2025, saat Nortaji ditemukan dalam kondisi lemah dan terlantar. Atas inisiatif warga dan relawan, Nortaji akhirnya dibawa ke Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, untuk mendapatkan perlindungan dan perawatan.

Luka di Usia Senja

Kisah Nortaji menjadi cambuk bagi nurani masyarakat. Ia bukan sekadar seorang ibu yang tersisih, tetapi juga simbol betapa rapuhnya ikatan keluarga di tengah kerasnya tekanan hidup. Di usia senja, seharusnya seorang ibu mendapatkan pelukan hangat dan tempat yang layak—bukan teras rumah yang dingin apalagi jalanan sunyi.

> “Mengasihi orang tua bukan pilihan, tapi kewajiban. Jika anak tega membuang ibu yang telah melahirkannya, maka hancurlah nilai kemanusiaan kita,” ucap seorang tokoh masyarakat dengan mata berkaca-kaca.

Pemerintah desa, kecamatan, hingga dinas sosial diharapkan tidak hanya memediasi, tetapi juga benar-benar hadir dan peduli dalam menyelesaikan persoalan-persoalan seperti ini, agar tak terulang lagi kisah pilu serupa. (Fik)



Menyingkap Tabir Menguak Fakta


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *