Cahaya Pesantren Tercoreng, Santri Jadi Korban Dugaan Pelecehan oleh Pengasuh

PROBOLINGGO, JP – Pesantren, tempat yang mestinya menjadi taman bagi ilmu dan akhlak, kini kembali diwarnai kabut kelam. Seorang santri putri, sebut saja Bunga (18), diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengasuh pondok berinisial ED di salah satu Pondok Pesantren di kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo.

Kisah itu terkuak setelah keluarga korban memberanikan diri untuk bersuara. Mereka tak kuasa menahan pedih ketika mendengar pengakuan putrinya, yang sejatinya hanya ingin menimba ilmu agama, tetapi justru pulang dengan luka batin yang sulit terhapuskan.

“Anak kami datang untuk mencari ilmu, bukan untuk disakiti. Kami hanya ingin keadilan, agar tidak ada lagi santri lain yang merasakan hal sama,” ujar salah seorang anggota keluarga dengan nada getir.

Kasus ini sontak menimbulkan keprihatinan mendalam di masyarakat. Sebab, pesantren selama ini dipandang sebagai benteng moral yang melahirkan generasi berakhlak. Kini, citra itu tercoreng oleh ulah segelintir oknum.

Ketua Forum Peduli Akhlak, Habib Mustofa Asgaf, dengan tegas menyuarakan keprihatinannya.
“Kasus ini mencoreng nama baik pesantren yang seharusnya menjadi benteng akhlak. Kami mendesak aparat penegak hukum untuk segera turun tangan, agar kebenaran terungkap dan pelaku dihukum seadil-adilnya. Pesantren harus kembali menjadi tempat yang aman dan mulia, bukan ruang yang melahirkan luka,” tegasnya.

Kini, keluarga korban tengah menyiapkan langkah hukum dengan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Mereka berharap keadilan benar-benar ditegakkan, agar peristiwa serupa tak lagi berulang.

Di balik luka itu, ada doa yang terus terpanjat. Doa agar keadilan hadir, agar pesantren kembali menjadi ruang yang aman, dan agar cahaya kasih sayang Allah menutup setiap luka yang ditinggalkan. (Fik)



Menyingkap Tabir Menguak Fakta


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *