PROBOLINGGO JP – Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Temenggungan, Kecamatan Krejengan Bapak Sugianto dan Sekretaris Bahnan, melayangkan surat resmi kepada Bupati Probolinggo buntut insiden pesta minuman keras (miras) oplosan yang menewaskan dua orang. Ironisnya, pesta tersebut diduga berlangsung di rumah Kepala Desa Temenggungan sendiri, bahkan hanya berselang satu jam setelah acara tahlilan mendiang ibunya.
Ketua BPD Temenggungan menyebut tindakan ini sebagai bentuk jihad fi sabilillah, yakni perjuangan demi kepentingan masyarakat. “Kami ini lembaga permusawaratan desa yang menyerap dan menyampaikan aspirasi masyarakat. Ini adalah tugas kami. Dan kami mengutuk keras kejadian pesta miras oplosan itu,” tegasnya.
Ia menambahkan, jumlah peserta pesta bukan enam, melainkan tujuh orang, termasuk sang kepala desa. Salah satu korban tewas diketahui merupakan adik kandung kades. “Kades sendiri membantah di media, tapi itu kebohongan. Fakta yang kami dapatkan lain,” ujarnya.
Surat resmi itu ditujukan kepada Bupati Probolinggo dengan tembusan ke Wakil Bupati, Bagian Hukum, Inspektorat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), serta Camat Krejengan. Inti dari surat tersebut adalah desakan agar Kepala Desa Temenggungan dicopot dari jabatannya.
“Kami meminta kepada Bupati untuk menindak tegas dan memberhentikan Kepala Desa Temenggungan. Beliau telah melanggar norma agama, hukum, sosial, dan adat. Desa kami ini desa santri, dekat pesantren, dan rumah para tokoh,” tambahnya.
Upaya konfirmasi kepada Kepala Desa Temenggungan telah dilakukan melalui sambungan telepon. Namun hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan tidak memberikan komentar apa pun.
BPD menegaskan, jika tuntutan ini tidak direspons, pihaknya akan terus mengawal aspirasi masyarakat hingga tuntas. “Kami berharap ini direstui oleh Allah dan disetujui oleh Bupati. Kalau tidak, kami siap mengambil langkah lanjutan,” pungkasnya. Bersambung.. (Fik)
