PROBOLINGGO, Jawara Post – Ratusan anak dari berbagai wilayah di Kabupaten Probolinggo mengikuti Lomba Mewarnai dan Melukis Right Brain Competition Indonesia (RBCI) yang digelar di salah satu kafe di jalur pantura Kota Kraksaan, Minggu (23/11/2025). Sejak pukul 08.00 WIB, suasana penuh warna tampak memenuhi area lomba saat peserta mulai mengekspresikan imajinasi mereka melalui tema “Keindahan Alam dan Budaya Nusantara”.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh AHA Right Brain bekerja sama dengan Yayasan Mantara. AHA Right Brain merupakan lembaga pendidikan nonformal yang fokus pada pengembangan metode pembelajaran otak kanan untuk menumbuhkan kreativitas, keberanian, dan konsentrasi anak melalui pendekatan belajar yang menyenangkan.
Ketua Panitia sekaligus Founder AHA Right Brain, Abdul Manaf, mengatakan bahwa lomba ini tidak hanya dirancang sebagai ajang kompetisi seni rupa, tetapi juga sebagai ruang bagi anak untuk melatih fokus dan keberanian dalam berkarya.
“Kami ingin anak-anak merasakan bahwa seni itu menyenangkan. Tak perlu sempurna, yang penting mereka berani mencoba dan menikmati prosesnya,” ujarnya.
Abdul Manaf menambahkan bahwa RBCI direncanakan menjadi agenda tahunan agar semakin banyak anak yang mendapat kesempatan menampilkan bakatnya.
Di antara peserta, terdapat kisah menarik dari Nur Malika, siswi asal Desa Liprak, Kecamatan Banyuanyar. Meski hanya dua kali berlatih melukis di atas kanvas, ia memberanikan diri mengikuti kategori SD kelas tinggi.
“Saya suka menggambar. Walau baru dua kali belajar melukis, saya nekat ikut lomba,” kata Lika setelah perlombaan.
Peserta berasal dari sejumlah kecamatan, antara lain Kraksaan, Paiton, Tiris, hingga Banyuanyar. Mereka mengikuti beberapa kategori, mulai tingkat TK–SD kelas rendah untuk lomba mewarnai, serta kategori melukis untuk SD kelas tinggi hingga tingkat SMP/MTs.
Panitia menyediakan sketsa, kanvas, dan trophy support untuk kategori tertentu. Sementara para juara berhak mendapatkan trofi, sertifikat, goodie bag, dan voucher program pembelajaran AHA Right Brain.
Abdul Manaf menegaskan bahwa kegiatan seperti ini dapat menjadi langkah awal bagi anak untuk mengenal potensi diri.
“Ada anak yang pendiam di kelas, tapi ketika memegang kuas dia bisa mengekspresikan banyak hal. Seni membantu mereka tumbuh,” tutupnya. (Fik)













